PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan
kesehatan menuju Indonesia sehat 2015 bertujuan untuk meningkatkan kesadaran,
kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat
kesehatan masyarakat yang optimal melalui terciptanya masyarakat, bangsa dan
Negara Indonesia yang ditandai oleh penduduknya hidup dalam lingkungan dan
dengan perilaku yang sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan
kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan
yang optimal di seluruh wilayah Republik Indonesia.
Untuk
mencapai tujuan pembangunan kesehatan tersebut diselenggarakan berbagai upaya
kesehatan secara menyeluruh, berjenjang dan terpadu. Puskesmas adalah
penanggungjawab penyelenggara upaya kesehatan untuk jenjang tingkat pertama.
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota yang
bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja.
Puskesmas diperkuat dengan Puskesmas Pembantu, Polindes, Poskesdes serta Puskesmas
Keliling. Untuk daerah yang jauh dari sarana pelayanan rujukan, Puskesmas
dilengkapi dengan fasilitas rawat inap.
Puskesmas
berfungsi sebagai pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan, pusat
pemberdayaan masyarakat, serta pusat pelayanan kesehatan strata pertama. Dalam
menjalankan fungsinya, Puskesmas bertanggungjawab menyelenggarakan upaya
kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat yang dilaksanakan melalui
upaya kesehatan wajib dan upaya kesehatan pengembangan.
Keberhasilan
pelayanan kesehatan melalui Puskesmas memberikan kontribusi yang cukup besar
didalam mewujudkan Indonesia Sehat 2015. Keberhasilan tersebut salah satunya
sangat dipengaruhi oleh faktor Sumber Daya Manusia (SDM), baik kualitas maupun
kuantitasnya. Diantaranya adalah ketersediaan tenaga kesehatan dalam jumlah yang cukup,
penyebarannya yang merata di seluruh daerah serta tersedianya tenaga kesehatan
yang berkompeten, professional dan memiliki ketrampilan yang tinggi, sehingga
mampu memberikan pelayanan yang bermutu di wilayah kerjanya.
Pemilihan
tenaga kesehatan teladan di Puskesmas ini diharapkan dapat menjadi salah satu
motivasi untuk meningkatkan minat tenaga kesehatan bekerja di Puskesmas
sehingga dapat menjadi pendorong terciptanya tenaga kesehatan yang mempunyai
sikap nasionalis, etis dan professional, memiliki semangat pengabdian yang
tinggi, berdisiplin, kreatif, berilmu, terampil, berbudi luhur serta dapat
memegang teguh etika profesi.
Puskesmas
Kintamani VI merupakan salah satu Puskesmas yang stafnya terpilih sebagai wakil
Kabupaten Bangli dalam penilaian tenaga kesehatan teladan tingkat Provinsi Bali
tahun 2014, yaitu dengan kualifikasi tenaga paramedis (Bidan) atas nama
Kasianah. Melalui Laporan Kinerja ini diharapkan dapat memberikan gambaran
kinerja tenaga kesehatan yang bersangkutan selama dua tahun terakhir (tahun
2012 dan tahun 2013) dan memenuhi
persyaratan dalam penilaian lomba Nakes teladan Provinsi Bali tahun
2014.
B. Tujuan
1. Tujuan
Umum
Laporan Kinerja Tenaga Kesehatan Teladan ini
bertujuan sebagai persyaratan dalam mengikuti lomba Nakes Teladan Provinsi Bali
tahun 2014.
2.
Tujuan Khusus
a.
Meningkatkan
kompetensi tenaga kesehatan dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya di
Puskesmas.
b.
Meningkatkan
profesionalisme tenaga kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan bagi
masyarakat di Puskesmas.
c.
Meningkatkan
ketrampilan tenaga kesehatan dalam memberikan pelayanan sesuai profesinya di Puskesmas.
C.
Sistematika
Penulisan
Laporan Kinerja ini dapat digambarkan melalui sistematika
penulisan sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
BAB II : PELAKSANAAN PROGRAM
BAB III : HASIL
PELAKSANAAN PROGRAM
BAB IV : PENUTUP
LAMPIRAN
BAB
II
PELAKSANAAN
PROGRAM
A. Gambaran Umum Puskesmas Kintamani VI
1. Keadaan
Geografis
Puskesmas Kintamani VI merupakan satu dari
12 Puskesmas di Kabupaten Bangli dan satu dari enam Puskesmas di Kecamatan
Kintamani. Puskesmas Kintamani VI berdiri sejak tahun 2007, berada di Desa
Bayunggede, Kecamatan Kintamani dengan luas wilayah kerja adalah 38,7 Km2..
Jarak dari Puskesmas ke Ibukota Kecamatan ± 8 Km, dapat ditempuh dalam waktu
±12 menit ( kecepatan 40 Km/jam). Sedangkan jarak dari Puskesmas ke Ibukota
Kabupaten ±24 Km, dapat ditempuh dalam waktu 45 menit (kecepatan 40 Km/jam).
Secara geografis wilayah kerja Puskesmas
Kintamani VI berada di daerah pegunungan atau dataran tinggi, hal ini
berpengaruh terhadap keadaan iklim dan curah hujan yang cukup tinggi. Keadaan
ini sangat menguntungkan masyarakat, karena sulitnya sumber air bersih yang
menjadi masalah disiasati oleh sebagian besar penduduk dengan mengandalkan
penampungan air hujan (PAH) sebagai sarana untuk keperluan air bersih sehari-hari.
Puskesmas Kintamani VI mewilayahi 9
(Sembilan) Desa dan 13 Dusun. Desa yang menjadi wilayah kerja Puskesmas
Kintamani VI antara lain Abuan, Banua, Bayunggede, Belancan, Bonyoh, Katung,
Mangguh, Sekaan dan Sekardadi.
2.
Keadaan
Demografis
Penyebaran penduduk di wilayah kerja
Puskesmas Kintamani VI tidak merata. Sebagian desa memiliki kepadatan penduduk
yang cukup tinggi. Berikut ini gambaran luas wilayah, jumlah desa, jumlah
penduduk, jumlah rumah tangga dan kepadatan penduduk di wilayah Puskesmas
intamani VI.
Tabel 2.1 : Luas
Wilayah, Jumlah Desa, Jumlah Penduduk, Jumlah Rumah Tangga, Dan Kepadatan
Penduduk Di Wilayah Puskesmas Kintamani VI Tahun 2013
No
|
Desa
|
Luas Wilayah (Km2)
|
Jumlah Penduduk
|
Jumlah Rumah Tangga
|
Kepadatan Penduduk (per Km2)
|
1
|
Abuan
|
2,8
|
1.577
|
355
|
563
|
2
|
Banua
|
2,5
|
689
|
213
|
275
|
3
|
Bayunggede
|
5,5
|
2.096
|
560
|
381
|
4
|
Belancan
|
7,9
|
2.111
|
473
|
267
|
5
|
Bonyoh
|
4,3
|
1.223
|
302
|
284
|
6
|
Katung
|
2,8
|
1.645
|
342
|
587
|
7
|
Mangguh
|
2,1
|
772
|
148
|
367
|
8
|
Sekaan
|
2,5
|
1.820
|
438
|
728
|
9
|
Sekardadi
|
8,3
|
1.779
|
493
|
213
|
Total
|
38,7
|
13.712
|
3.324
|
354
|
Sumber : Profil Puskesmas Kintamani VI Tahun 2013
a. Struktur
penduduk menurut jenis kelamin
Berdasarkan jenis kelamin, setengah dari
seluruh penduduk di wilayah kerja Puskesmas Kintamani VI adalah berjenis
kelamin laki-laki yaitu sebesar 50,14 %. Sedangkan penduduk dengan jenis
kelamin perempuan sebesar 49,86 %. Perbandingan jumlah penduduk berdasarkan
jenis kelamin dapat digambarkan dalam tabel berikut :
Tabel 2.2 : Jumlah
Penduduk Menurut Jenis Kelamin Di Wilayah Puskesmas Kintamani VI Tahun 2013
No
|
Desa
|
Jumlah Penduduk
|
Laki-laki
|
Perempuan
|
1
|
Abuan
|
1.577
|
799
|
778
|
2
|
Banua
|
689
|
348
|
341
|
3
|
Bayunggede
|
2.096
|
1.058
|
1.011
|
4
|
Belancan
|
2.111
|
1.060
|
1.051
|
5
|
Bonyoh
|
1.223
|
526
|
697
|
6
|
Katung
|
1.645
|
825
|
820
|
7
|
Mangguh
|
772
|
389
|
383
|
8
|
Sekaan
|
1.820
|
931
|
889
|
9
|
Sekardadi
|
1.779
|
911
|
868
|
Total
|
13.712
|
6.874
|
6.838
|
Sumber : Profil Puskesmas Kintamani VI Tahun 2013
b. Struktur
penduduk menurut umur
Penduduk di wilayah kerja Puskesmas
Kintamani VI dikelompokkan menjadi penduduk produktif dan non produktif.
Penduduk produktif (usia 15-64 tahun) berjumlah 9.453 jiwa, sedangkan penduduk
non produktif (usia 0-14 tahun dan 65 tahun keatas) berjumlah 4.259 Jiwa.
Dengan demikian maka beban tanggungan penduduk adalah sebesar 45,15 % artinya ±
45 penduduk non produktif ditanggung oleh 100 penduduk produktif. Jumlah
penduduk menurut umur dan rasio beban
tanggungan di wilayah kerja Puskesmas Kintamani VI dapat digambarkan dalam lampiran
2.
c.
Tingkat
pendidikan
Hampir setengahnya atau sebesar 47, 62 %
penduduk di wilayah Puskesmas Kintamani VI memiliki tingkat pendidikan SD, dan
hanya sebagian kecil atau sebesar 1,72 % dengan tingkat pendidikan Sarjana.
Tingkat pendidikan ini sangat mempengaruhi pengetahuan dan perilaku masyarakat
khususnya di bidang kesehatan. Tabel berikut ini menggambarkan tingkat
pendidikan penduduk di wilayah Puskesmas Kintamani VI.
Tabel 2.3 : Jumlah
Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Di Wilayah Puskesmas Kintamani VI Tahun
2013
No
|
Desa
|
Tingkat Pendidikan
|
|||||||
Tdk/Blm sekolah
|
Tdk/Blm tamat SD
|
SD
|
SMP
|
SMU
|
AK/ Diploma
|
Universitas
|
Jml
|
||
1
|
Abuan
|
2
|
1
|
957
|
341
|
93
|
14
|
21
|
1.429
|
2
|
Banua
|
32
|
171
|
269
|
28
|
36
|
5
|
4
|
545
|
3
|
Bayunggede
|
82
|
270
|
484
|
150
|
162
|
31
|
17
|
1.196
|
4
|
Belancan
|
172
|
205
|
884
|
315
|
101
|
86
|
38
|
1.801
|
5
|
Bonyoh
|
70
|
55
|
476
|
40
|
88
|
9
|
8
|
746
|
6
|
Katung
|
181
|
111
|
763
|
196
|
205
|
16
|
51
|
1.523
|
7
|
Mangguh
|
54
|
77
|
423
|
98
|
54
|
0
|
16
|
722
|
8
|
Sekaan
|
94
|
200
|
436
|
387
|
327
|
42
|
23
|
1.509
|
9
|
Sekardadi
|
119
|
200
|
604
|
366
|
336
|
13
|
13
|
1.651
|
Total
|
806
|
1.290
|
5.296
|
1.921
|
1.402
|
216
|
191
|
11.122
|
Sumber : Profil
Puskesmas Kintamani VI Tahun 2013
d.
Mata pencaharian
Dilihat dari kondisi geografisnya, dapat
diketahui mata pencaharian penduduk di wilayah puskesmas Kintamani VI sebagian
besar adalah sebagai petani, meskipun ada beberapa penduduk yang memiliki mata
pencaharian lain seperti pengerajin, PNS maupun wiraswasta. Mata pencaharian
penduduk tersebut dapat digambarkan dalam tabel berikut:
Tabel 2.4 : Jumlah
Penduduk Menurut Mata Pencaharian Di Wilayah Puskesmas Kintamani VI Tahun 2013
No
|
Desa
|
Mata Pencaharian
|
||||
Petani
|
Pengrajin
|
Pedagang
|
Buruh
|
PNS/TNI, Polri
|
||
1
|
Abuan
|
236
|
125
|
20
|
6
|
17
|
2
|
Banua
|
156
|
81
|
28
|
32
|
4
|
3
|
Bayunggede
|
896
|
0
|
27
|
45
|
6
|
4
|
Belancan
|
427
|
6
|
42
|
15
|
30
|
5
|
Bonyoh
|
455
|
0
|
12
|
21
|
13
|
6
|
Katung
|
239
|
4
|
19
|
19
|
35
|
7
|
Mangguh
|
255
|
20
|
17
|
18
|
4
|
8
|
Sekaan
|
767
|
10
|
98
|
73
|
12
|
9
|
Sekardadi
|
990
|
0
|
20
|
45
|
13
|
Total
|
4921
|
236
|
283
|
274
|
129
|
Sumber : Profil
Puskesmas Kintamani VI Tahun 2013
e. Data
Sarana Pendidikan
Upaya kesehatan yang dilaksanakan di Puskesmas
Kintamani VI tidak terlepas dari sekolah
sebagai sasaran kegiatan, diantaranya program UKS, UKGS, Promkes dan program terkait lainnya. Puskesmas
Kintamani VI memiliki sasaran Sekolah terdiri dari 9 SD di setiap Desa, 1 SMP
dan 1 SMU. Kegiatan yang dilaksanakan ke sekolah-sekolah tersebut diantaranya
penyuluhan kesehatan, PHBS sekolah, kantin sehat, kesehatan remaja, HIV/ AIDS,
Napza, pemantauan derajat kesehatan anak sekolah melalui kegiatan screening,
dan kegiatan lainnya yang dilakukan secara rutin dan berkelanjutan.
f. Data
Sumber Daya Kesehatan
1)
Sarana kesehatan
Puskesmas Kintamani VI sebagai Unit
pelayanan kesehatan tingkat pertama didukung oleh 4 Puskesmas Pembantu, 4 Polindes dan 1
Poskesdes dengan satu Bidan di setiap
sarana tersebut. Puskesmas Pembantu tersebut adalah PP Belancan, PP Katung, PP
Sekaan dan PP Sekardadi. Polindes terdiri dari Polindes Abuan, Banua, Bonyoh,
dan Mangguh. Sedangkan Poskesdes terdapat di Banjar Bukih Desa Belancan.
Masing-masing Bidan desa tersebut bertanggungjawab kepada Kepala Puskesmas
Kintamani VI dengan menyusun laporan setiap bulannya dan berkoordinasi dengan
pemegang program dalam pelaksanaan setiap kegiatan di wilayah kerjanya.
2)
Ketenagaan
Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan salah
satu sumber daya yang sangat penting dalam setiap bidang kegiatan. Dengan SDM
yang cukup baik secara kuantitas maupun kualitas, maka diharapkan proses yang
dijalankan akan berjalan dengan baik dan menghasilkan Output yang baik pula.
Puskesmas Kintamani VI pada tahun 2013
memiliki staf sebanyak 37 orang, dengan kualifikasi tenaga medis sebanyak 3 orang,
tenaga para medis (Bidan dan Perawat) sebanyak 22 orang, tenaga analis 1 orang,
tenaga sanitarian 4 orang, tenaga Gizi 1 orang,
teknisi gigi 1 orang dan tenaga administrasi sebanyak 4 orang. Gambaran
ketenagaan di Puskesmas Kintamani VI dapat dilihat dalam tabel berikut :
Tabel 2.5 : Data
Ketenagaan Di Puskesmas Kintamani VI Tahun 2013
No
|
Kualifikasi
|
Jumlah
|
Status
Kepegawaian
|
1
|
Dokter Umum
|
2
|
PNS
|
2
|
Dokter Gigi
|
1
|
PNS
|
3
|
Perawat
|
7
|
PNS
|
4
|
Bidan
|
12
|
PNS
|
5
|
Bidan
|
2
|
PTT
|
6
|
Perawat gigi
|
1
|
PNS
|
7
|
Teknisi gigi
|
1
|
PNS
|
8
|
Asisten
Apoteker
|
1
|
PNS
|
9
|
Tenaga Gizi
|
1
|
PNS
|
10
|
Sanitarian
|
4
|
PNS
|
11
|
Analis
|
1
|
PNS
|
12
|
Administrasi
|
4
|
PTT
|
Jumlah
|
37
|
Sumber : Profil
Puskesmas Kintamani VI Tahun 2013
Seluruh tenaga yang ada di Puskesmas
Kintamani VI menjalankan tugasnya sesuai Tupoksi masing-masing yang telah
ditetapkan oleh Kepala Puskesmas. Jumlah tenaga yang terbatas menyebabkan
sebagian staf memiliki tugas lebih dari satu program.
3)
Pembiayaan
kesehatan
Dalam
operasionalnya Puskesmas Kintamani VI memperoleh dana untuk pembiayaan
kesehatan yang bersumber dari APBD Kabupaten/ Kota dan APBN melalui Bantuan
Operasional Kesehatan (BOK).
B.
Pelaksanaan
Program KIA-KB Di Puskesmas Kintamani VI
Program KIA-KB merupakan salah satu upaya
kesehatan wajib yang dilaksanakan di Puskesmas Kintamani VI. Program ini
bertujuan memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu kepada ibu dan anak
sehingga mempercepat penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi
(AKB) di wilayah kerjanya.
Dalam pelaksanaannya program ini meliputi
kesehatan ibu, kesehatan anak dan Keluarga Berencana. Dimana di Puskesmas
Kintamani VI, masing-masing kegiatan tersebut dilaksanakan oleh seorang Bidan
dan dibawah koordinasi seorang Bidan Koordinator.
Terkait
dengan Profesi kami sebagai Bidan, program binaan dan Tupoksi, maka kegiatan
program KIA-KB di Puskesmas Kintamani VI dapat kami uraikan sebagai berikut :
1.
Kegiatan di dalam
gedung
Puskesmas
Kintamani VI merupakan Puskesmas rawat jalan, sehingga Pelayanan Kebidanan yang
dilaksanakan di Poli KIA-KB terdiri dari Pelayanan Antenatal, pelayanan KB,
penanganan balita sakit, serta permasalahan Obstetri dan Neonatal dengan sistem rujukan.
Sedangkan pada jejaringnya yaitu Puskesmas Pembantu, Polindes dan Poskesdes
memberikan pelayanan kebidanan yang lebih lengkap, mulai dari pelayanan umum,
antenatal, persalinan, BBL dan Nifas, sampai penanganan kegawatan Obstetri dan
Neonatal dan rujukan.
Kegiatan
pelayanan kebidanan di Poli KIA-KB Puskesmas Kintamani VI terdiri dari :
a. Melaksanakan
pengkajian pada klien
b. Anamnesa
dan pemeriksaan fisik
c. Melakukan
pengambilan bahan laboratorium
d. Menegakkan
diagnose kebidanan dan merencanakan asuhan kebidanan
e. Melaksanakan
persiapan alat dan obat untuk kegiatan
f. Melaksanakan
asuhan kebidanan
g. Melaksanakan
imunisasi
h. Melaksanakan
KIE dan konseling pada klien
i.
Melaksanakan
rujukan
j.
Melaksanakan
kolaborasi dengan unit terkait
k. Melaksanakan
evaluasi asuhan kebidanan
l.
Melaksanakan
pencatatan dan pelaporan
Kegiatan
pelayanan kebidanan dalam gedung ini dicatat dalam buku register rawat jalan
dan dilaporkan setiap bulannya melalui laporan LB 1 ke Dinas Kesehatan Kab.
Bangli.
2. Kegiatan
di luar gedung
Sebagai Bidan dan Bidan Koordinator kami
memiliki beberapa kegiatan di luar gedung, antara lain :
a. Pendataan
sasaran KIA
a.
Kunjungan rumah
ibu hamil dan pemasangan stiker P4 K
b.
Kunjungan rumah
ibu hamil resiko tinggi dan balita resiko
tinggi
c.
Kunjungan rumah
ibu nifas dan neonatal
d.
Pemeriksaan
tumbuh kembang bayi dan balita di Posyandu
e.
Pemeriksaan
tumbuh kembang anak pra sekolah di TK
f.
Pemberian PMT
untuk Bumil KEK dan Balita Gizi buruk
g.
Pemantauan
kantong persalinan
h.
Pembinaan
Puskesmas Pembantu, Polindes dan Poskesdes (Penyeliaan Fasilitatif)
i.
Penyuluhan dan
konseling KB
j.
Penyuluhan
Kesehatan
k.
Kunjungan dan
pelaksanaan Kelas Ibu hamil
l.
Pembinaan kader
posyandu dan kader kesehatan lainnya
3. Kegiatan
Daerah Binaan (Darbin)
Selain sebagai pelaksana dan Koordinator
program KIA-KB, kami juga memiliki tugas integrasi sebagai penanggungjawab Daerah
Binaan (Darbin). Tahun 2012 kami sebagai penanggungjawab Darbin Desa sekardadi. Sedangkan pada tahun 2013
kami menjadi penanggungjawab Darbin Desa Mangguh. Kegiatan Darbin tersebut meliputi
pendataan sasaran, Posyandu, kunjungan rumah Bumil atau Balita bermasalah,
Sweeping imunisasi, pemantauan balita Gizi buruk, Posyandu lansia, dll. Seluruh
kegiatan tersebut dilaksanakan bersama Bidan desa dan pemegang program terkait
di Puskesmas Kintamani VI.
4. Tugas
Administratif
Sebagai Bidan Koordinator kami memiliki
tugas administratif, antara lain :
a.
Melakukan
Rekapitulasi laporan Bidan desa dan menyusun laporan bulanan maupun triwulan ke
Dinkes Kabupaten Bangli
b.
Melakukan
analisa data dan menyusun rencana tindak lanjut setiap triwulan
c.
Melakukan
pencatatan ibu hamil dalam Register Kohort ibu
d.
Melengkapi
kantong persalinan dengan membuat kartu taksiran persalinan setiap bulan
e.
Membuat
visualisasi data berupa grafik PWS KIA setiap bulan
f.
Membuat peta
sasaran KIA setiap bulan
g. Melakukan
koordinasi dengan Bidan desa
C.
Pembiayaan
Kegiatan-kegiatan
tersebut di atas dibiayai melalui dana APBN dan APBD. Biaya kegiatan promotif
preventif dan transport petugas ke lapangan dibiayai melalui dana Bantuan
Operasional Kesehatan (BOK). Program KIA-KB termasuk Upaya Kesehatan Prioritas
yang mendapat alokasi dana BOK.
Program
KIA-KB di Puskesmas Kintamani VI pada tahun 2012 mendapatkan alokasi dana
sejumlah Rp 14.280.000,- dan pada tahun 2013 mendapatkan alokasi dana sejumlah
Rp 18.180.000,-. Sejauh ini dana tersebut sangat berpengaruh terhadap
pelaksanaan program KIA-KB di Puskesmas Kintamani VI.
BAB
III
HASIL
PELAKSANAAN PROGRAM
A. Pembahasan
Hasil
pelaksanaan program KIA-KB salah satunya dapat dilihat dari cakupan 14
indikator PWS KIA, yaitu cakupan K1, cakupan K4, Deteksi Bumil Resti oleh
Nakes, Deteksi Bumil Resti oleh Masyarakat, Pertolongan persalinan oleh nakes,
Pelayanan Nifas lengkap, Kunjungan Neonatus (KN1), kunjungan neonates lengkap,
penanganan komplikasi obstetri, penanganan komplikasi neonatal, cakupan peserta
KB aktif, cakupan kunjungan bayi, cakupan pelayanan kesehatan anak balita dan
pelayanan kesehatan anak balita sakit di MTBS.
Cakupan
14 indikator PWS KIA pada tahun 2012 dapat digambarkan dalam tabel sebagai
berikut :
Tabel
3.1 : Cakupan PWS KIA Di Puskesmas Kintamani VI Tahun 2012
No
|
Indikator
|
Sasaran
|
Target
|
Cakupan
(Absolut)
|
Persentase
|
1
|
Cakupan K1
|
252
|
100
%
|
232
|
92.1
%
|
2
|
Cakupan K4
|
252
|
98
%
|
186
|
73.8
%
|
3
|
Cakupan
Deteksi Resti Oleh Nakes
|
50
|
40
%
|
45
|
90
%
|
4
|
Cakupan
Deteksi Resti Oleh Masyarakat
|
50
|
60
%
|
53
|
106
%
|
5
|
Cakupan
Persalinan oleh Nakes
|
240
|
100
%
|
200
|
83.3
%
|
6
|
Cakupan
Kunjungan Nifas Lengkap
|
240
|
98
%
|
192
|
80
%
|
7
|
Cakupan KN 1
|
229
|
100
%
|
201
|
87.8
%
|
8
|
Cakupan KN
Lengkap
|
229
|
98
%
|
191
|
83.4
%
|
9
|
Cakupan
Penanganan Komplikasi Obstetri
|
50
|
80
%
|
42
|
84
%
|
10
|
Cakupan
Penanganan Komplikasi Neonatal
|
35
|
80
%
|
22
|
62.9
%
|
11
|
Cakupan
Peserta KB Aktif
|
2699
|
80
%
|
2409
|
89.25
%
|
12
|
Cakupan
Kunjungan Bayi
|
229
|
90
%
|
217
|
94.75
%
|
13
|
Cakupan Pelayanan
Anak Balita
|
850
|
90
%
|
870
|
102.3
%
|
14
|
Cakupan
Pelayanan anak Balita sakit di MTBS
|
470
|
80
%
|
470
|
100
%
|
Sumber : Laporan PWS KIA Puskesmas Kintamani VI
Tahun 2012
Sedangkan
cakupan 14 indikator PWS KIA pada tahun 2013 dapat digambarkan dalam tabel sebagai
berikut :
Tabel
3.2 : Cakupan PWS KIA Di Puskesmas Kintamani VI Tahun 2013
No
|
Indikator
|
Sasaran
|
Target
|
Cakupan
(Absolut)
|
Persentase
|
1
|
Cakupan K1
|
244
|
100 %
|
223
|
91,39
%
|
2
|
Cakupan K4
|
244
|
98 %
|
203
|
83,2
%
|
3
|
Cakupan
Deteksi Resti Oleh Nakes
|
49
|
40 %
|
49
|
100
%
|
4
|
Cakupan
Deteksi Resti Oleh Masyarakat
|
49
|
60 %
|
40
|
81,63
%
|
5
|
Cakupan
Persalinan oleh Nakes
|
233
|
100 %
|
228
|
97,85
%
|
6
|
Cakupan
Kunjungan Nifas Lengkap
|
233
|
98 %
|
212
|
90,99
%
|
7
|
Cakupan KN 1
|
222
|
100 %
|
224
|
101
%
|
8
|
Cakupan KN
Lengkap
|
222
|
98 %
|
210
|
94,6
%
|
9
|
Cakupan
Penanganan Komplikasi Obstetri
|
49
|
80 %
|
64
|
130,6
%
|
10
|
Cakupan
Penanganan Komplikasi Neonatal
|
33
|
80 %
|
28
|
84,8
%
|
11
|
Cakupan
Peserta KB Aktif
|
2676
|
80 %
|
2455
|
91.74
%
|
12
|
Cakupan
Kunjungan Bayi
|
222
|
90 %
|
201
|
90.5
%
|
13
|
Cakupan Pelayanan
Anak Balita
|
937
|
90 %
|
863
|
92.1
%
|
14
|
Cakupan
Pelayanan anak Balita sakit di MTBS
|
474
|
80 %
|
474
|
100
%
|
Sumber : Laporan PWS KIA Puskesmas Kintamani VI
Tahun 2013
Berdasarkan
tabel di atas, dapat diketahui terdapat beberapa indikator yang sudah mencapai target dan tidak. Serta yang mengalami
peningkatan bahkan penurunan di tahun 2013. Hal ini disebabkan oleh berbagai
faktor, diantaranya pengetahuan masyarakat yang masih kurang tentang kesehatan
ibu dan anak, dukungan peran serta masyarakat dan lintas sektor masih rendah,
serta penetapan sasaran yang lebih tinggi dari sasaran riil yang ada di
lapangan.
Di samping 14
indikator PWS KIA di atas, dapat kami sampaikan beberapa angka kejadian sebagai
berikut :
1.
Angka Kematian
Ibu (AKI)
AKI
merupakan indikator derajat kesehatan di suatu daerah. Tahun 2012 dan tahun
2013 Puskesmas Kintamani VI tidak memiliki kasus kematian ibu, baik ibu hamil,
melahirkan maupun nifas.
2.
Angka Kematian
Bayi (AKB)
AKB merupakan
indikator yang sangat sensitif terhadap ketersediaan pemanfaatan dan kualitas
pelayanan kesehatan terutama pelayanan maternal dan perinatal di samping itu
juga berhubungan dengan gizi keluarga, tingkat pendidikan ibu serta pendapatan
keluarga. Tahun 2012 tidak terdapat kasus kematian bayi di Puskesmas Kintamani
VI, dan tahun 2013 terdapat 4 kasus. Kematian bayi tersebut disebabkan oleh
Asfiksia berat 1 orang, prematur/ BBLR 1 orang dan kelainan bawaan 2 orang.
Setiap kejadian
kematian bayi, kami senantiasa menyusun laporan dan kronologis kematian ke
Dinas Kesehatan Kabupaten Bangli untuk dilakukan pengkajian melalui Review
Maternal Perinatal di tingkat Kabupaten.
3.
Bayi dengan Berat
Badan Lahir Rendah (BBLR)
BBLR merupakan indikator yang menggambarkan
kualitas kesehatan ibu selama hamil, termasuk pelayanan ANC yang diberikan oleh
Bidan. BBLR juga dipengaruhi oleh pola hidup ibu hamil, pola makan, aktifitas,
istirahat, penyakit penyerta, dll. Tahun 2012 terdapat kasus BBLR sejumlah 11 bayi
dan tahun 2013 meningkat menjadi sejumlah 15 bayi. Setiap kasus BBLR yang ada,
senantiasa kami berkoordinasi dengan pemegang program Gizi untuk melakukan
pemantauan Berat badan bayi serta upaya-upaya mempertahankan kesehatan bayi dan
meningkatkan BB nya melalui kegiatan penyuluhan kepada orang tua bayi,
keluarga, kunjungan rumah serta pemantauan BB di Posyandu setiap bulannya.
4.
Ibu hamil KEK
dan Anemia
Kondisi
kesehatan ibu hamil sangat menentukan proses persalinan dan nifas akan berjalan
baik atau tidak. Ibu hamil dengan KEK dan anemia mempunyai resiko yang lebih
tinggi, hal ini disebabkan kedua faktor tersebut akan mempengaruhi kesehatan
janin dalam kandungan serta kemungkinan terjadi komplikasi dalam persalinan,
sehingga mebutuhkan perhatian yang cukup serius. Jumlah Ibu hamil KEK dan
anemia tahun 2012 dan tahun 2013 di Puskesmas Kintamani VI adalah sebagai
berikut :
No
|
Faktor
Penyebab
|
Tahun
2012
|
Tahun
2013
|
1
|
KEK
(LILA < 23,5 cm)
|
7
|
9
|
2
|
Anemia
(Hb < 11 gr/dl)
|
1
|
2
|
Jumlah
|
8
|
11
|
Setiap
ibu hamil dengan KEK dan anemia akan kami konsultasikan dengan petugas Gizi
untuk mendapatkan konseling gizi. Di samping itu kami juga melakukan pemantauan
pola kehidupan sehari-hari melalui kunjungan rumah, serta pemberian PMT bumil
yang terintegrasi dengan BOK. Selanjutnya kami memantau perkembangan kenaikan
BB dan LILA bumil pada bulan berikutnya.
5.
Ibu hamil resiko tinggi dengan umur terlalu
muda (< 20 tahun)
Salah satu
permasalahan yang kami hadapi adalah masih tingginya ibu hamil resiko tinggi
dengan umur terlalu muda (kurang dari 20 tahun). Dibandingkan dengan faktor
resiko yang lain, faktor umur terlalu muda masih menempati posisi teratas.
Tahun 2012 ibu hamil dengan resiko tinggi dengan umur terlalu muda sejumlah 53
orang, atau 54,08 % dari seluruh bumil resiko tinggi yang ada. Sedangkan pada
tahun 2013 jumlah ibu hamil resti tersebut sedikit menurun menjadi 42 orang,
atau 47,2 % dari seluruh bumil resiko tinggi
yang ada.
Hal ini sangat
menjadi perhatian kami, mengingat kemungkinan yang dapat terjadi akibat faktor
risiko ini cukup besar. Baik menyangkut kesehatan ibu, bayi maupun kemampuan
dan psikologi keluarga tersebut dalam mengasuh dan merawat bayi selanjutnya.
B. Permasalahan
Masing-masing
desa di wilayah Puskesmas Kintamani VI memiliki permasalahan yang berbeda dan
berfariasi di bidang kesehatan, khususnya program KIA-KB. Hal ini sangat
dipengaruhi oleh karakteristik masyarakat masing-masing desa. Berdasarkan
pemaparan hasil pelaksanaan program KIA-KB tahun 2012 dan tahun 2013 tersebut
diatas, serta analisa data yang kami lakukan setiap triwulan, maka secara umum dapat
kami sampaikan beberapa permasalahan dalam pelaksanaan program KIA-KB di
Puskesmas Kintamani VI adalah sebagai berikut :
1. Kurangnya
pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang Kesehatan Ibu dan Anak dan
Keluarga Berencana (KIA-KB)
2. Kurangnya
pengetahuan remaja tentang kehamilan usia dini (< 20 tahun)
C. Upaya Pemecahan
Permasalahan
yang ada di setiap program di Puskesmas Kintamani VI senantiasa dibahas dan
didiskusikan dalam pertemuan bulanan maupun mini lokakarya, untuk kemudian
disusun berdasarkan urutan prioritas masalahnya. Dan selanjutnya ditetapkan
rencana tindak lanjut atau upaya pemecahannya. Demikian pula program KIA-KB
yang merupakan upaya kesehatan wajib di Puskesmas, selalu mendapatkan perhatian
dan prioritas.
Berdasarkan
permasalahan di atas, berikut kami sampaikan upaya pemecahan yang telah dan
sedang kami lakukan saat ini, antara lain :
1. Meningkatkan
koordinasi dan kerja sama lintas program
Setiap
permasalahan yang ditemukan di Puskesmas Kintamani VI, tidak akan dapat
diselesaikan tanpa adanya dukungan dan kerja sama semua program. Karena
masing-masing program adalah saling terkait dan saling mengisi.
Masalah yang
ditemukan, termasuk program KIA-KB akan disampaikan dan dibahas dalam pertemuan
bulanan yang dilaksanakan pada minggu pertama setiap bulannya dengan menghadirkan
seluruh staf dan Bidan desa. Dalam pertemuan tersebut kami semua mencoba
menggali penyebabnya dan menyusun rencana pemecahannya pada bulan selanjutnya.
Dalam setiap
pelaksanaan kegiatan kami berusaha untuk terintegrasi dengan program lain.
Misalnya pada kegiatan Posyandu, kita akan melibatkan program KIA, Gizi,
Imunisasi dan Promkes. Pada kegiatan penyuluhan di masyarakat kami senantiasa
berusaha menyisipkan materi KIA di dalamnya. Demikian pula dengan kegiatan
lainnya.
2. Meningkatkan
koordinasi dan kerja sama lintas sektor
Dukungan dan
peran serta masyarakat termasuk Aparat Desa sangat mempengaruhi keberhasilan
suatu program. Oleh karena itu kami berusaha melakukan pendekatan lintas sektor
melalui pertemuan di desa atau Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) maupun
pertemuan mini lokakarya lintas sektor yang diadakan pada awal tahun di
Puskesmas Kintamani VI.
Dalam pertemuan
tersebut kami menyampaikan data dan permasalahan yang ada di wilayah kerja
termasuk masalah KIA-KB. Selanjutnya Kepala Desa dan lintas sektor lainnya
menyampaikan tanggapan dan dukungan apa yang dapat diberikan. Kemudian disusun
kesepakatan dan rencana pemecahan dari masalah tersebut bersama-sama.
3. Meningkatkan
pengetahuan masyarakat tentang KIA-KB
Upaya ini dilaksanakan melalui kegiatan penyuluhan
baik kelompok maupun perorangan yang terintegrasi dengan program lain. Sebagai
sasaran penyuluhan diantaranya ibu-ibu PKK, ibu balita, ibu hamil, remaja, kader
Posyandu dan masyarakat umum. Tahun 2012 kami telah melakukan kegiatan
penyuluhan kelompok sebanyak 24 kali. Dan tahun 2013 kegiatan tersebut telah
kami laksanakan sebanyak 18 kali. Materi
yang diberikan diantaranya PHBS, penyakit menular, ASI Eksklusif, Gizi Balita, Posyandu,
dll.
Melalui kegiatan
penyuluhan ini diharapkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang
kesehatan dapat semakin meningkat. Sehingga kemandirian masyarakat di bidang
kesehatan dalam hal mengenali masalah, menyadari dan melakukan upaya untuk
memecahkannya mampu mereka laksanakan.
4. Menyelenggarakan
Kelas Ibu Hamil
Disamping melalui
kegiatan penyuluhan, sejak tahun 2012 kami juga telah melaksanakan kegiatan
Kelas Ibu Hamil sebagai upaya meningkatkan pengetahuan ibu hamil dan
keluarganya tentang kesehatan pada saat kehamilan, persalinan, nifas dan bayi
baru lahir.
Mengingat
kondisi geografis dan kesibukan masyarakat yang tidak memungkinkan untuk
dilaksanakannya kegiatan kelas ibu ini di satu tempat saja (misalnya di
Puskesmas), maka kami berupaya untuk mengadakannya di setiap desa. Walaupun
jumlah ibu hamil yang ada kurang dari lima orang, namun dengan semangat para
ibu hamil dan rekan-rekan di Puskesmas, kegiatan ini dapat terselenggara.
Kelas Ibu Hamil
yang kami laksanakan di tahun 2012 adalah sebanyak11 kelas. Dan di tahun 2013
terselenggara 15 kelas ibu hamil. Dalam pelaksanaannya kami sangat terkendala
dengan kurangnya sarana prasarana, misalnya alat peraga (paket kelas ibu),
matras dan blangko pre tes dan post tes. Selama ini kami masih meminjam paket
tersebut ke Puskesmas Susut I. Namun kendala tersebut bukan merupakan halangan
bagi kami, Bidan desa dan ibu hamil untuk melaksanakan kegiatan ini.
Dengan
terlaksananya kegiatan Kelas Ibu Hamil ini, manfaat yang dirasakan baik oleh
ibu hamil sendiri maupun oleh petugas kesehatan (Bidan) adalah sangat besar.
Ibu hamil menyatakan sangat senang dan bertambah pengetahuannya serta lebih
siap menghadapi persalinan dan masa nifas. Sedangkan petugas kesehatan merasa
lebih mudah menyampaikan pesan-pesan kesehatan dan mampu menggerakkan
masyarakat khususnya dalam pengenalan tanda bahaya dan penanganan komplikasi
obstetri dan neonatal.
5. Meningkatkan
pengetahuan remaja tentang kehamilan
usia dini (< 20 tahun)
Tingginya jumlah
ibu hamil resiko tinggi dengan umur kurang dari 20 tahun, mendorong kami untuk
berusaha menggali lebih dalam dengan mencari tahu faktor-faktor yang
menyebabkan permasalahan ini terjadi dengan melakukan penelitian deskriptif
pada bulan Juni 2013 di SMU 1 Kintamani dengan judul “Pengetahuan Remaja
Tentang Seks Dini Di SMU 1 Kintamani Tahun 2013”. Berdasarkan hasil penelitian
tersebut diperoleh data bahwa sebagian besar remaja yang menjadi responden kami
memiliki pengetahuan cukup tentang seks dini.
Hal ini
dikarenakan para remaja memperoleh sumber informasi tentang seks dini melalui
media masa, elektronik dan internet, sehingga sangat mempengaruhi
pengetahuannya, merangsang fikiran dan mendorong hasrat seksual mereka. Hasil
penelitian ini akan kami tindak lanjuti dengan meningkatkan penyuluhan
kesehatan reproduksi pada kelompok remaja di wilayah Puskesmas Kintamani VI.
Selanjutnya kami
sampaikan bahwa kegiatan penyuluhan dan pembinaan kelompok remaja telah kami
laksanakan terintegrasi dengan program PKPR sejak tahun 2009. Pembinaan dan
penyuluhan kelompok remaja pada tahun 2012 telah dilakukan sebanyak 11 kali.
Dan pada tahun 2013 telah dilakukan sebanyak 12 kali.
Dengan upaya
yang kami lakukan bersama, serta dukungan dan peran serta para remaja itu
sendiri, maka pada tahun 2013 terjadi penurunan jumlah ibu hamil resiko tinggi
dengan umur kurang dari 20 tahun, dari 53 orang menjadi 42 orang. Harapan kami
jumlah tersebut akan semakin menurun di tahun ini. Sehingga komplikasi obstetri
pada kehamilan dan persalinan dapat semakin ditekan.
6. Melaksanakan
Pelatihan Kader Remaja
Salah satu upaya
yang telah kami lakukan bersama program PKPR untuk memudahkan pembinaan
kelompok remaja dalam rangka peningkatan derajat kesehatan adalah dengan
melakukan pelatihan kader remaja di Tahun 2011. Kegiatan ini dihadiri oleh
perwakilan remaja masing-masing 2 orang per desa.
Dengan
terbentuknya kader remaja di setiap desa, kami mengharapkan terjadinya
peningkatan pengetahuan remaja tentang kesehatan termasuk penurunan jumlah ibu
hamil di usia kurang dari 20 tahun.
BAB
IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Pelaksanaan program KIA-KB di Puskesmas Kintamani
VI masih membutuhkan perbaikan dan peningkatan di berbagai sisi. Kerja sama
lintas program dan lintas sektor harus ditingkatkan lagi dan semangat untuk lebih
maju dengan tujuan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di wilayah kerja
Puskesmas Kintamani VI.
Penilaian tenaga kesehatan teladan ini
diharapkan mampu mendorong semua Nakes yang ada untuk senantiasa menjalankan
tugas dan fungsinya secara professional, bermutu dan berkompeten. Menjadikan
tenaga kesehatan yang memiliki semangat
pengabdian yang tinggi, berdisiplin, kreatif, berilmu, terampil, berbudi luhur
serta dapat memegang teguh etika profesi.
B. Saran
Berdasarkan
laporan kinerja ini, maka saran yang dapat kami berikan adalah sebagai berikut
:
1. Untuk
Dinas Kesehatan Kabupaten Bangli
Diharapkan
senantiasa memberikan bimbingan, pengawasan dan evaluasi terhadap kinerja
tenaga kesehatan yang ada di Kabupaten Bangli, sehingga kualitas pelayanan
kesehatan yang diberikan semakin meningkat.
2. Untuk
Puskesmas Kintamani VI
Diharapkan untuk
terus meningkatkan kinerja, kekompakan dan kerja sama dalam berbagai kegiatan,
sehingga masyarakat dapat terlayani dengan baik.
1 komentar:
trima kasih ibu bidan ini sangat membantu kami
Posting Komentar